Miyamoto Musashi Buku Lima Cincin


Miyamoto Musashi merupakan seorang samurai tersohor dan diyakini sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah Jepang. Miyamoto Musashi mendirikan sekolah pedang Hyoho Niten Ichi-ryu dengan aliran dua pedang Nito Ryu.

<img src="miyamoyo_musashi.jpg" alt="miyamoyo_musashi">


Pada penghujung usianya, saat dianggap telah mendapat pencerahan Miyamoto Musashi menulis buku tentang strategi perang dan filosofi pedang yakni Go Rin No Sho, Buku Lima Cincin (The Book of Five Rings) yang terdiri dari lima volume yakni Buku Tanah, Air, Api, Angin, dan Hampa. Saat ini Buku Lima Cincin tersebut tidak hanya dipelajari dalam strategi perang, namun juga dalam dunia bisnis.

<img src="five_elements.jpg" alt="five_elements">


Buku Tanah (The Book of Earth)
Pada Buku Tanah, Miyamoto Musashi menjelaskan bahwa dengan memahami satu hal secara baik, seorang samurai mampu memahami sepuluh ribu hal baru. Ketika kita mempelajari jalan strategi perang harus mampu melihat berbagai hal, untuk itu kita harus mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Pedang hanya digunakan pada waktu dan tempat yang tepat saja, untuk mampu mengetahui waktu yang tepat hanya bisa diraih dengan pengalaman berlatih keras. Kemenangan dalam pertempuran diraih dengan mengetahui ritme waktu lawan, dan menyerang pada waktu lawan tidak menduganya. Jangan berpikir untuk berbohong bertindaklah secara jujur dan terhormat. Jangan melakukan hal yang tidak bermanfaat dan sia-sia. Perhatikan dan sadari perubahan lingkungan, bahkan pada hal kecil seperti tumbuhnya jamur.

Buku Air (The Book of Water)
Kaidah air yang mengalir dinamis, menempati ruang, dan berbentuk seperti wadahnya. Demikian pula formasi perang, janganlah statis dan tetap kaku. Namun haruslah fleksibel sesuai keadaan, sepertia air yang menempati wadahnya. Mental spiritual seorang samurai haruslah tenang seperti air, baik ketika dalam pertempuran maupun kehidupan sehari-hari. Tidak peduli apakah semangat tempurmu tinggi atau rendah, jangan biarkan musuhmu mendikte semangatmu. Dalam strategi pedang penting untuk melihat hal yang jauh dari perspektif yang dekat, dan melihat hal yang dekat dari jauh. Disini seorang samurai harus memahami pedang dari lawannya, dan tidak terkecoh olah pergerakan pedang lawannya. Tangan dan pedang haruslah dinamis dan lentur, tangan yang kaku juga akan menghasilkan pedang yang kaku dan mati. Belajar pedang dengan tergesa-gesa karena hanya akan menuntun ke jalan yang sesat, saat belajar pedang haruslah dalam jiwa yang tenang.

Buku Api (The Book of Fire)
Miyamoto Musashi mendeskribsikan pertempuran sebagai ‘Api’. Semua benda dapat goyah, lawan akan goyah saat ritme mereka mampu untk didikte. Saat lawan goyah adalah saatnya untuk menyerang, bila kesempatan itu dilewatkan begitu saja lawan mampu pulih. Melakukan serangan yang monoton berulang-ulang sangatlah buruk dalam pertempuran. Meskipun diatas kertas seorang samurai hampir pasti menang atas lawannya, namun selama lawannya masih memiliki semangat dia akan sulit untuk dijatuhkan. Keuntungan bagi siapa yang mampu memahami dan memanipulasi lingkungan pertempuran. Ada semangat tempur dalam memenangkan pertempuran meski tanpa menggunakan pedang, ada juga semangat menggunakan pedang namun tidak menghasilkan kemenangan, untuk itu diperlukan latihan dalam semangat tempur yang mampu menghasilkan kemenangan. Pembaharuan dan penyegaran semangat penting dalam setiap pertempuran. Tidak terlarut dalam kemenangan atau kekalahan yang telah lalu untuk menatap pertempuran di depan.

Buku Angin (The Book of Wind)
Dalam menyusun strategi perang tidak lepas dari pengetahuan akan kekuatan dan kelemahan lawan. Dalam buku ini Miyamoto Musashi membandingkan aliran pedangnya dengan beberapa aliran yang lain. Aliran dengan pedang yang sangat panjang, disebut sebagai aliran yang lemah karena mengandalkan jangkauan pedangnya untuk menang. Samurai sejati tahu cara untuk memotong, meski dalam jarang pendek maupun jauh. Pedang panjang hanya digunakan pada pertarungan jarak jauh, untuk pertarungan jarak dekat menggunakan pedang pendek. Pengetahuan penggunaan senjata vital bagi samurai. Aliran yang mengandalkan kecepatan, Miyamoto Musashi menyebutkan bahwa kecepatan bukanlah bagian dari strategi. Kecepatan hanyalah apa yang terlihat itu cepat atau lambat, yang dibutuhkan sebenarnya adalah waktu yang tepat. Untuk mengetahui waktu yang tepat dan ritme lawan haruslah dilatih dan melalui pengalaman bertarung. Tanpa prinsip yang benar pertempuran sejati tak akan bisa dimenangkan. Ketika berusaha menyerang lawan janganlah khawatir serangan tersebut kuat atau lemah, cukup serang saja. Aliran yang hanya menggunakan satu pedang saja, Miyamoto Musashi beranggapan bahwa samurai yang memiliki dua buah tangan hendaknya mampu menggunakan keduanya secara efektif untuk menyerang dan bertahan. Dalam alirannya Miyamoto Musashi terkadang menggunakan dua buah pedang di kedua tangannya, satu pedang panjang dan satu pedang pendek. Haram bagi seorang samurai mati dalam keadaan tanpa menarik pedangnya, yang mana diartikan bahwa seorang samurai tidak boleh mati tanpa perjuangan. Mengerahkan segala yang dimilikinya untuk menang secara terhormat.

Buku Hampa (The Book of Void)
Pada buku yang terakhir ini lebih membahas tentang filosofi kehidupan dan hal spiritual. Dengan mengetahui apa yang ada, manusia akan tahu apa yang tidak ada, dan itulah yang disebut hampa. Terkadang cara pikir manusia itu salah, manusia beranggapan apa yang tidak mereka ketahui adalah sesuatu yang hampa, sesungguhnya itu adalah keadaan kebingungan.