Pengelompokkan Amplifier


Berikut ini pengelompokkan penguat (amplifier), yang mencakup ukuran dari signal, frekuensi, dan lain sebagainya.
Suatu penguat (Amplifier), merupakan rangkaian penguat signal yang mengolah suatu input signal menjadi output signal dengan penguatan sebesar gain A kali. Besarnya nilai output signal merupakan hasil kali antara besarnya input signal dengan penguatan atau gain A. Terdapat beberapa pengelompokkan amplifier, dan berikut pengelompokkan yang sering digunakan.
Small signal-Large signal, pengelompokkan ini berdasarkan besarnya signal yang diolah, untuk small signal besarnya input signal yang diolah maksimal hanya 1 volt, input signal selebihnya termasuk kategori large signal.
Frequency Classification, amplifier dikelompokkan dalam kelas frekuensi kerja contohnya frekuensi audio (AF), intermediate (IF), radio (RF), gelombang mikro, DC amplifier, dan video amplifier.
Configuration Classification, pengelompokkan ini berdasarkan konfigurasi utamanya, dimana terdapat dua jenis yakni single-ended dan differential. Pada single-ended, output berupa olahan input signal yang diperkuat dengan acuan terhadap ground. Sementara pada differential, output merupakan selisih dari semua input signal (multiple input) pada terminal inverting (-) dan non-inverting (+) yang telah diperkuat sebelumnya.
Class of Operation classification, memiliki kelas utamanya A, B, C, D, E, dan F. Kelas A mengolah singal penuh 360 derajat gelombang sinus. Kelas B mengolah phase signal 180 derajat gelombang sinus. Kelas C biasanya untuk penguat daya signal RF terjadi mengolah signal 90 hingga 150 derajat gelombang sinus, dengan menggunakan rangkaian penapis. Kelas D merupakan switching amplifier, memotong signal analog menjadi pulsa dengan frekuensi tinggi dengan lebar yang bervariasi, hal ini disebut pulse width modulation. Kelas E dan F merupakan switching amplifier yang mirip seperti kelas C untuk signal RF dengan komponen penapis Inductor-Capacitor atau Resistor-Capacitor.
Operational Amplifier (Op-Amp), merupakan amplifier dengan operasi penguatan dan fungsi tertentu. Secara umum terdapat empat konfigurasi op-amp yang sering digunakan yakni non-inverting amplifier (penguat tak pembalik) dimana phase input signal sama dengan phase output signal, inverting amplifier (penguat pembalik) dimana phase output signal merupakan kebalikan (selisih phase sebesar 180 derajat) dari input signal, follower amplifier sering digunakan sebagai buffer arus dengan penguatan signal adalah satu, dan terakhir differential amplifier merupakan rangkaian op-amp dengan output signal merupakan selisih penguatan input signal di kedua terminal inverting dan non-inverting.