Tidak selamanya uang dapat mengubah sifat manusia menjadi sombong, suka pamer, bahkan merendahkan orang lain. Setidaknya, hal itulah yang terjadi pada pribadi Dustin Moskovitz, salah satu pendiri Facebook. Setelah sukses mendirikan Facebook bersama dengan Mark Zuckerberg, ia masih menjalani hidup yang sederhana (dengan perbandingan uang yang ia miliki), bahkan ia mendukung program Bill Gates untuk menyumbangkan setengah dari kekayaannya pada yayasan amal Bill and Melinda Gates Foundation, dalam mengatasi berbagai masalah pelik di dunia.
Dustin Moskovitz selain merupakan sosok penting pendiri Facebook, ia juga teman sekamar Mark Zuckerberg ketika masih kuliah. Bersama beberapa pendiri lainnya, Dustin bekerja sangat keras untuk membuat Facebook berhasil. Dustin juga mengikuti jejak Mark untuk pindah ke Silicon Valley dan meninggalkan Harvard. Kerja keras mereka membuahkan hasil. Ketika telah meraih sukses bersama Facebook, Dustin mencoba petualangan baru dengan keluar dari Facebook. Namun, ketika keluar dari Facebook, bukannya lantas santai menikmati hidup, Dustin justru memulai project baru bersama Asana, sebuah website project management canggih yang digunakan oleh banyak orang dan perusahaan.
Dustin menganggap uang sebagai resource untuk mengubah dunia menjadi lebih baik, hal yang berbeda dengan pola pikir orang kebanyakan. Dustin juga tidak ingin uang mengubah hidupnya, dia tetap ingin hidup sederhana dan bekerja keras. Itulah kenapa dia memilih fokus bekerja sangat keras untuk Asana, sama kerasnya ketika dia masih mengembangkan Facebook bersama Mark. Kesederhanaan Dustin terlihat dari pilihannya yang memilih menggunakan penerbangan kelas ekonomi, meskipun ia mampu membeli jet pribadi sendiri. Sifat yang menyukai kerja keras tersebut ingin ia ajarkan pada anaknya kelak, dimana ia berencana menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk amal, dimana anaknya bisa menghargai kerja keras, tidak tergantung harta warisan yang ditinggalkan oleh orang tuanya.
Lain Dustin, lain pula cerita Eduardo Saverin yang juga salah satu pendiri Facebook. Eduardo Saverin merupakan sosok yang cerdas dan ahli di bidang matematika. Pada beberapa tahap Eduardo bertanggung jawab pada algoritma Facebook. Berbeda dengan Mark dan Dustin, Eduardo tetap menyelesaikan kuliahnya di Harvard.
Pada awal perjalanan mendirikan Facebook, Mark Zuckerberg mengerjakan proses pengembangan, sedangkan Eduardo mengembangkan sisi bisnis dan mencari investor untuk Facebook. Eduardo tetap tinggal di Harvard untuk menyelesaikan kuliahnya dan mencari investor Facebook disana. Perbedaan lain dari sifat Eduardo (selain ia lulus dari Harvard) dari dua temannya tersebut, ialah ia gemar melakukan pesta dan membeli mobil mewah.
Eduardo Saverin dan Dustin Moskovitz memiliki kesamaan yakni cerdas dan sama-sama berperan penting dalam mendirikan Facebook, namun memilih jalan berbeda 180 derajat dalam menggunakan kekayaannya.