Tips Melakukan Synchronizing Paralel Generator


Synchronizing generator merupakan mekanisme untuk memparalelkan kerja dari dua buah generator atau lebih untuk mendapatkan daya sebesar penjumlahan daya seluruh generator tersebut, tapi dengan syarat yang sudah ditentukan.
Syarat dasar untuk melakukan paralel generator antara lain adalah.
  • Generator tersebut, mempunyai tegangan kerja yang sama
  • Generator tersebut, mempunyai urutan phase yang sama
  • Generator tersebut, mempunyai frekuensi kerja yang sama
  • Generator tersebut, mempunyai sudut phase yang sama
Untuk mendapatklan hasil usaha paralel generator secara optimal beberapa hal yang harus diperhatikan ialah.
  • Generator mempunyai system governor yang sama, electrical governor dengan electrical governor, mekanik servo dengan mekanik servo, hal ini akan berpengaruh terhadap kepekaan tanggap terhadap beban kejut
  • Agar genearator pada saat proses synchronizing dapat memberikan catu daya beban dengan seimbang dengan genearator lainnya, maka masing-masing generator dianjurkan untuk memiliki load sharing terutama untuk yang system automatic
  • Pada beban rendah maupun tinggi dianjurkan masing-masing generator mempunyai power factor yang relative sama, baik pada manual synchronizing maupun automatic synchronizing
  • Pada saat pembebanan beban kejut masing-masing generator mempunyai tanggap yang sama, hal ini berkaitan dengan pengaturaan droop speed dan pengaturan speed control
  • Baik pada saat pemasukan dan pelepasan beban dianjurkan dengan soft unloading yaitu secara perlahan-lahan dengan pengaturan speed dan tegangan
  • Pada saat pembebanan tidak diperkenankan beban mengayun-ayun dari genearator satu ke generator lainnya, dan harus pada suatu kondisi konstan stabil
  • Pada dua generator yang berbeda kapasitasnya pembebanan pada masing-masing generator tersebut sebaiknya dilakukan secara proporsional
Adapun pengaruh dan akibat yang akan ditimbulkan bila syarat-syarat paralel generator tidak dipenuhi antara lain.
Pada generator yang dilakukan paralel dengan PLN, bila generator akan dilakukan paralel mempunyai tegangan lebih tinggi maka begitu breaker close generator itu mempunyai power factor yang rendah, tapi hal tersebut tidak membahayakan karena power factor di PLN masih induktif dan berdaya besar. Bila generator memiliki tegangan lebih rendah maka power factor akan bersifat kapasitif dan punya kecenderungan reverse power. Untuk reverse power dibatasi pada level 5% dari daya nominal.
Pada generator yang dilakukan paralel dengan generator pada saat sama sama belum berbeban maka bila tegangan lebih tinggi power factor akan rendah (induktif) tapi sebaliknya power factor generator yang lain akan rendah juga tapi bersifat kapasitif, sehingga generator yang lain punya kecenderungan reverse power.
Jika urutan phase tidak sama system ABC diparallel dengan system CBA, maka akan terjadi selisih tegangan sebesar 2 kali tegangan nominal, bisa dideteksi dengan diukur secara manual dengan voltmeter, pada saat synchronoscope menunjuk 0 terdapat selisih sebesar 2 x 400V.
Jika tingkat frekuensi tidak sama dilakukan paralel bisa terjadi reverse power pada generator yang mempunyai frekuensi lebih rendah. Selain itu bisa merusak generator, yang mana breaker akan muncul arus yang besar dan menimbulkan percikan api dan mesin akan mengalami hunting sesaat. Hal ini bisa mengakibatkan kerusakan mekanis sampai patah pada cransaft karena tekanan beban besar yang terjadi secara tiba-tiba.
Jika sudut phase tdak sama tapi kecenderungan frekuensi sama hanya akan akibatkan hunting sesaat tanpa ada kemungkinan reverse power, tapi juga berbahaya jika beda sudut terlalu besar, mesin akan mengalami tekanan sesaat hingga hunting.