Menjelajah Gunung Bromo


Indonesia memiliki banyak sekali pesona alam yang kaya dan juga indah. Banyak tempat di Indonesia memiliki pemandangan alam terindah di dunia, salah satunya ada di Jawa Timur, yakni Bromo. Nama Gunung Bromo berasal dari Bahasa Sansekerta, yakni Brahma, salah satu Dewa Hindu. Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang hingga kini masih aktif dan merupakan salah satu objek wisata paling terkenal di Provinsi Jawa Timur. Gunung Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut dan mencakup dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang, yang termasuk dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Berikut ini ialah foto pemandangan alam yang ada di kawasan Gunung Bromo.

<img src="gunung_bromo_1.jpg" alt="gunung_bromo_1">

<img src="gunung_bromo_2.jpg" alt="gunung_bromo_2">

<img src="gunung_bromo_3.jpg" alt="gunung_bromo_3">

<img src="gunung_bromo_4.jpg" alt="gunung_bromo_4">

<img src="gunung_bromo_5.jpg" alt="gunung_bromo_5">


Keunikan lain Gunung Bromo ialah hamparan lautan pasir yang luas. Para wisatawan dapat berkuda dan mendaki Gunung Bromo melalui tangga dan melihat Matahari terbit. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah kurang lebih sekitar 800 meter pada sisi Utara hingga Selatan, sedangkan pada sisi Timur hingga Barat kurang lebih 600 meter.
Suhu udara di Gunung Bromo bisa berkisar antara 3 derajat hingga 20 derajat celsius, namun dapat berada beberapa derajat celsius di bawah nol selama musim kemarau. Suhu udara tersebut bisa jadi sangat dingin bagi orang Indonesia kebanyakan. Oleh karena itu bagi yang berminat mengunjungi Gunung Bromo, berikut hal-hal yang dianjurkan untuk dibawa yakni antara lain jaket atau pakaian dingin, topi, sarung tangan, sepatuf, flashlight, dan masker.
Ada banyak guesthouse dan hotel sederhana di sekitar Gunung Bromo. Salah satu area guesthouse di sekitar Gunung Bromo terletak di Ngadisari yang berjarak 3 km dari lereng kawah atau adapun pilihan lain yakni hotel yang berada di Cemorolawang.
Bagi para penduduk asli Gunung Bromo, yakni Suku Tengger, gunung tersebut dipercaya sebagai gunung suci. Setiap satu tahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak Gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

Berikut sejauh ini tahun terjadinya letusan Gunung Bromo: 2011, 2010, 2004, 2001, 1995, 1984, 1983, 1980, 1972, 1956, 1955, 1950, 1948, 1940, 1939, 1935, 1930, 1929, 1928, 1922, 1921, 1915, 1916, 1910, 1909, 1907, 1908, 1907, 1906, 1907, 1896, 1893, 1890, 1888, 1886, 1887, 1886, 1885, 1886, 1885, 1877, 1867, 1868, 1866, 1865, 1865, 1860, 1859, 1858, 1858, 1857, 1856, 1844, 1843, 1843, 1835, 1830, 1830, 1829, 1825, 1822, 1823, 1820, 1815, 1804, 1775, dan 1767.