Eksotika Keindahan Alam Dieng


Indonesia memiliki banyak sekali pesona alam yang kaya dan juga indah. Banyak tempat di Indonesia memiliki pemandangan alam terindah di dunia, salah satunya ialah kawasan dataran tinggi Dieng, dapat dilihat dari foto pemandangan yang disajikan. Ada yang menyebutkan bahwa asal nama Dieng berasal dari gabungan dua kata dalam Bahasa Kawi yakni "Di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang mana bermakna Dewa. Sehingga dengan demikian, Dieng dapat diartikan sebagai suatu daerah pegunungan tempat dimana para dewa dan dewi bersemayam. Adapun teori lain yang menyatakan bahwa nama Dieng sebenarnya berasal dari Bahasa Sunda yakni "di hyang" hal tersebut berdasar analisis diperkirakan pada masa sebelum Medang, sekitar pada abad ke-7 Masehi, daerah itu berada dalam pengaruh dari kekuasaan Kerajaan Galuh.

<img src="dieng1.jpg" alt="dieng1">

Dieng merupakan kawasan dataran tinggi yang berada di Provinsi Jawa Tengah, yang masuk dalam dua wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Dataran Tinggi Dieng sendiri berada di sebelah barat dari kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Adapun puncak-puncak tertinggi Dataran Tinggi Dieng antara lain:
  • Gunung Prahu 2565 m diatas permukaan laut.
  • Gunung Pakuwaja 2395 m diatas permukaan laut.
  • Gunung Sikunir 2263 m diatas permukaan laut, tempat wisata, dekat Sembungan
Dieng adalah kawasan volcanic aktif dan dapat dikatakan merupakan sebuah gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata kawasan Dataran tinggi Dieng adalah sekitar 2000 m di atas permukaan laut. Suhu udara di Dieng dapat berkisar antara 15°C hingga 20°C pada siang hari dan 10°C di malam hari. Pada saat terjadi musim kemarau, suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut 'bun upas' yang berarti embun racun, hal itu dikarenakan embun tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian. Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

Geology
Dieng merupakan dataran tinggi dengan aktivitas volcanic berada di bawah permukaannya, seperti Yellowstone ataupun Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material volcanic lainnya. Keadaan ini tentu saja sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah sekitar lokasi, sejarah mencatat pernah terjadi bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi bencana alam lain seperti gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor, dan banjir.
Selain kawah, terdapat pula danau-danau volcanic yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan. Ditinjau dari sisi biologi, aktivitas volcanic di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesies bakteri yang aktif pada suhu panas, yang mana bakteri tersebut dapat dipelajari untuk menyingkap kehidupan awal di bumi.
Pemantauan aktivitas kawah yang ada di Dieng, dilakukan oleh PVMBG melalui Pos Pengamatan Dieng di Kecamatan Karangtengah. Berikut adalah kawah-kawah aktif yang dipantau.
  • Kawah Candradimuka
  • Kawah Sibanteng
  • Kawah Siglagah
  • Kawah Sikidang
  • Kawah Sileri

<img src="dieng2.jpg" alt="dieng2">

Adapun beberapa kawah dengan potensi mengeluarkan gas beracun yang juga turut dipantau yakni:
  • Kawah Sinila.
  • Kawah Sikendang.
  • Kawah Timbang, berpotensi gas beracun

Obyek Bisata
Terdapat beberapa peninggalan budaya dan alam telah dijadikan sebagai objek wisata dan dikelola bersama oleh dua kabupaten, yaitu Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Berikut ini adalah beberapa objek wisata yang ada di Dieng.
Telaga Warna, sebuah telaga yang sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung.

<img src="dieng3.jpg" alt="dieng3">

<img src="dieng4.jpg" alt="dieng4">

Telaga Pengilon, yang letaknya bersebelahan persis dengan Telaga Warna, uniknya warna air di telaga ini bening seperti tidak tercampur belerang. Keunikan lain adalah yang membatasi Telaga Warna dengan Telaga Pengilon hanyalah rerumputan yang terbentuk seperti rawa kecil. Nama Pengilon dalan Bahasa Jawa berarti cermin.
Telaga Merdada, adalah merupakan yang terbesar di antara telaga yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Airnya yang tidak pernah surut dijadikan sebagai pengairan untuk ladang pertanian. Bahkan Telaga ini juga digunakan para pemancing untuk menyalurkan hobi atau juga wisatawan yang sekadar berkeliling dengan perahu kecil yang disewakan oleh penduduk setempat.
Kawah Sikidang, Kawah Sileri, Kawah Sinila, Kawah Candradimuka.Kompleks candi-candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7, antara lain, Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran Aswatama, dan Candi Dwarawati.

<img src="dieng5.jpg" alt="dieng5">

<img src="dieng6.jpg" alt="dieng6">

Di kawasan Dieng juga terdapat gua alam, diantaranya Gua Semar, Gua Jaran, Gua Sumur. Terletak di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon, sering digunakan sebagai tempat olah spiritual.
Sumur Jalatunda.
Dieng Volcanic Theater, teater untuk melihat film tentang gunung api di Dieng.
Museum Dieng Kailasa, menyimpan artefak dan memberikan informasi tentang alam, geologi, flora dan fauna, masyarakat Dieng, serta warisan arkeologi dari Dieng.
Mata air Sungai Serayu, sering pula disebut dengan nama Tuk Bima Lukar.

Lapangan Geothermal
Kawasan Dieng masih aktif secara geologi dan banyak memiliki sumber-sumber energi hydrothermal. Setidaknya terdapat tiga titik lapangan hydrothermal utama, yaitu Pakuwaja, Sileri, dan Sikidang. Di ketiganya terdapat kawah uap aktif, kolam lumpur, dan lapangan uap. Mata air panas ditemukan, misalnya, di Bitingan, Siglagah, Pulosari, dan Jojogan, dengan suhu rata-rata mulai dari 25°C sampai 58°C. Kawasan Sikidang telah mulai dimanfaatkan sebagai sumber energi hydrothermal.